Jumat, 01 April 2011

Strategi Dasar Ekspansi dengan Baik





ekspan_bisnisEntrepreneur bukan semata-mata berdagang. Saat pedagang biasa sudah puas dengan bisnisnya yang menguntungkan, seorang entrepreneur harus selalu bekerja keras mencari peluang baru untuk bisa mengembangkan bisnisnya dan membawanya ke level yang lebih tinggi. Akan selalu ada target-target yang harus dicapai agar bisnis yang ada tidak hanya mampu bertahan tetapi juga bertumbuh dan tersebar.

Berikut adalah sejumlah strategi dasar yang bisa ditempuh agar bisa berekspansi dengan baik:
* Terapkan kompetensi dasar Anda dalam pasar yang relevan. Amati para pesaing yang memiliki keunggulan yang serupa dengan Anda dalam sektor yang berbeda. atau untuk pelanggan yang berbeda. Dengan menggunakan skala, lokasi, dan desain umum, Anda mungkin bisa memberikan pemecahan yang lebih baik atas masalah yang mereka hadapi tanpa harus memberikan harga yang lebih tinggi.
* Berikan produk atau layanan baru pada pelanggan yang ada. Anda telah mengetahui pelanggan yang sudah ada dengan baik dan membangun hubungan yang hangat dengan mereka. Mereka tahu siapa Anda dan merek apa yang Anda bangun.
* Tambahkan layanan yang bersifat pelengkap untuk produk Anda. Atau tambahkan produk yang bersifat pelengkap terhadap layanan Anda. Hal ini bisa dihubungkan dengan dukungan atau pendidikan yang berhubungan, atau sebuah paket produk dan layanan untuk sebuah kelompok baru pelanggan.
* Terapkan juga teknologi yang Anda sudah ketahui ke bidang lainnya. Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat sekarang ini, Anda harus berasumsi bahwa produk Anda yang sekarang akan digeser dengan produk yang lebih baru. Perhatikan bagaimana dan ke arah mana teknologi terus berkembang dan berevolusi.
* Buka lebih banyak lokasi, perluas baik secara daring (online) maupun secara global. Alternatif selain menjual lebih banyak volume barang dengan lebih sering pada pelanggan yang sudah ada ialah dengan menjangkau lebih banyak pelanggan baru dengan kebutuhan yang sama. Di samping menambah lokasi fisik secara regional dan global, biaya untuk menghadirkan representasi online sebuah bisnis kini lebih rendah dibanding dahulu.
* Tawarkan bisnis sebagai waralaba. Waralaba itu layaknya mencetak klon bisnis Anda dan mengkontrak orang lain untuk menjalankan klon bisnis tersebut. Terdengar sangat sederhana namun membutuhkan usaha yang besar untuk mendokumentasikan setiap proses, membangun hubungan dengan para vendor, dan memantau seluruh tahapan pelaksanaannya.
* Lakukan penggabungan atau merger dengan bisnis lain atau lakukan akuisisi terhadap bisnis lainnya. Merger dan akuisisi merupakan langkah yang lazim dilakukan saat sebuah bisnis ingin merengkuh pasar yang lebih luas. Selain itu merger dan akuisisi juga menjadi jalan untuk mengakuisisi produk dan jasa lainnya, tanpa harus menjalani masa inkubasi untuk membangun dan menguji produk terlebih dulu. Ini sering berhasil jika Anda menemukan perusahaan yang serupa dengan milik Anda yang memiliki potensi yang sama tetapi sedang terjebak utang atau kekurangan tenaga ahli.
* Lisensikan produk Anda pada mitra atau sekutu. Jika jangkauan Anda kurang luas atau Anda tidak punya akses yang memadai terhadap segmen pasar utama atau kelompok pelanggan tertentu, melisensikan produk Anda, menambah mitra strategis, atau membangun sebuah kemitraan dengan perusahaan yang relevan akan membantu.
* Pekerjakan seseorang yang lebih kompeten dari Anda. Mereka akan memberikan pengetahuan dan pandangan lain yang belum Anda ketahui. Tingkatkan sebuah budaya aktif dan program pemberian imbalan bagi siapa saja yang mampu menghasilkan ide-ide baru. Jika Anda tidak melakukan hall-hal tersebut, biasanya oang-orang pintar idalam perusahaan Anda akan memberikan ide mereka ke orang lain atau menyerahkan ide itu pada pesaing.
* Jadilah anggota komunitas yang aktif. Melakukan kerja secara sukarela untuk membantu komunitas Anda akan memberikan pandangan baru pada permasalahan terkini, tantangan dan peluang bisnis. Pada saat yang sama, Anda membangun kredibilitas yang kelak akan diberikan oleh pelanggan masa datang.

Seorang entrepreneur unggul pasti akan selalu memburu produk dan layanan yang dibutuhkan orang dan bekerja mewujudkan solusi terhadap permasalahan orang untuk mendapatkan keuntungan dan kenyamanan. Tidak berpikir ke depan atau berjalan di tempat sebagai seorang entrepreneur berarti Anda tidak membuat kemajuan, bahkan bisa dikatakan mengalami kemunduran. (*/Akhlis)

BISNIS

Bruce Halle, Raja Ban Amerika PDF Cetak E-mail
Rabu, 30 Maret 2011 09:45
Tak ada yang mudah dalam perjalanan hidup dan bisnis Bruce Halle sampai menjadi miliuner dalam bisnis ritel di Amerika Serikat. Kerja keras telah membawanya sebagai orang paling kaya nomor 488 di dunia versi Majalah Forbes dengan kekayaan mencapai US$ 2 miliar. Ia memiliki jaringan toko ban terbesar dari sisi penjualan. Usaha yang dirintis mulai 40 tahun lalu itu, kini sudah mencapai ratusan toko. Bahkan, Halle menargetkan jumlah gerainya menyentuh angka 1.000.

bruce_hbanBruce Halle lahir di Springfield, Massachusette, Amerika Serikat pada 1930. Saat berusia 18 tahun, ia masuk ke Eastern Michigan University. Namun, baru dua tahun duduk di bangku kuliah, Halle memilih bergabung dengan korps Angkatan Laut untuk bertempur dalam Perang Korea.

Tiga tahun ia ikut bertempur, sebelum akhirnya kembali ke kampus dan menyabet gelar sarjana administrasi bisnis tiga tahun kemudian. "Saya memang selalu ingin kembali dan menyelesaikan kuliah," kata Halle.

Usai merampungkan studinya, ia mencoba pelbagai pekerjaan, mulai dari tenaga lanskaper, janitor hingga penjaga bar. Halle pun pernah menjadi penjual asuransi jiwa. Sebagai agen asuransi, ia banyak bertemu orang untuk menjajakan produk.

Saat itulah, ia bertemu dengan teman semasa SMA dahulu. Dari situ, ia tahu beberapa temannya yang memiliki usaha penjualan ban dan aksesori mobil sedang mengalami kesulitan.

Halle lalu ditawari untuk bergabung dalam bisnis penjualan ban. Walau tak punya cukup uang, ia nekad masuk dengan meminjam uang dari teman SMA yang lain. Dengan uang hasil pinjaman sebesar US$ 5.000, ia mendapat 25% saham toko ban temannya.

Tapi, usaha penjualan ban ini tak sesuai dengan harapan. Halle hanya bertahan dua setengah tahun. Setelah itu, dua temannya memutuskan untuk menghentikan usaha mereka. "Saya mendapatkan 25% aset dan utang, dan mereka memperoleh 75% dari aset dan utang," ungkap Halle.

Walau hasilnya kurang menggembirakan, Halle menyukai bisnis penjualan ban. Oleh karena itu, ia memberanikan diri membuka satu toko sendiri. Pada 1960, Halle membuka toko pertamanya yang bernama Discount Tire di Stadium Boulevard, Ann Arbor, Michigan. Modalnya, berasal hasil pembagian aset yang ia terima.

Waktu itu, Halle bekerja hanya dibantu seorang pensiunan pegawai negeri sipil dengan inventaris berupa empat ban vulkanisir dan dua ban baru. Ia merangkap sebagai teknisi ban, akuntan, dan bagian bersih-bersih.

Sebagai pedagang yang baru membuka toko sendiri untuk pertama kali, Halle mendapat bermacam tantangan. Apalagi, saat itu, dia tidak memiliki kompresor udara. Yang ia punya hanyalah enam ban dan satu tangki udara portabel. Makanya, Halle terpaksa haru berlari ke stasiun pengisian gas terdekat untuk memompa ban, ketika ada orang yang membeli ban-ban yang dijualnya.

Halle yang kala itu berusia 30 tahun berharap, saban hari minimal bisa menjual lima ban sehingga bisa membayar cicilan utang. Terlebih, selain utang, ia juga harus menghidupi istri dan dua anaknya, serta membayar gaji pegawainya. "Saya hanya mencoba bertahan hidup, mencoba membeli roti dan susu, serta membayar sewa," kata Halle dalam wawancara dengan Tire Business.

Kerja keras Halle berbuah manis. Halle bisa membuka toko ban yang kedua dan menambah jumlah pekerja, walaupun dia sendiri masih sering bolak-balik ke kedua tokonya yang berlokasi di Michigan. Pada, 1966, Halle membeli pengganti ban otomatis untuk mempermudah pekerjaan.

Usahanya terus berkembang, 10 tahun kemudian ia sudah memiliki tujuh toko. Bahkan, di 1970, Halle melakukan ekspansi usaha dengan membuka toko di Negara Bagian Arizona. "Dari semua toko tersebut, tiga di antaranya memiliki omzet bagus," kata Halle.

Meski keuntungan tidak merata, Halle sadar betul, begitulah cara bisnis berjalan. Sambil terus membenahi toko keenam dan ketujuh, ia bertahan dulu untuk menstabilkan pendapatan di toko-toko yang sudah ada. Itu sebabnya, ia tidak terburu-buru untuk membuka cabang lagi. (*/Kontan.co.id)

KIAT BISNIS

Mengatasi Rasa Takut Gagal PDF Cetak E-mail
Kamis, 31 Maret 2011 08:39
Ingin berbisnis tapi takut gagal. Ketakutan itu menghantui semua orang yang ingin berbisnis. Takut bangkrut. Takut malu. Ya, banyak ketakutan yang membayangi setiap orang. Tentunya, Anda tak ingin dihantui ketakutan tersebut bukan? Berikut ini kami sampaikan tips untuk mengatasi hambatan tersebut:

1.  Sadari bahwa semua orang memiliki ketakutan ituKetahuilah bahwa seseorang pasti memiliki ketakutan. Bahkan seorang yang sangat pemberani pun setidaknya punya satu hal di dunia ini yang ia takuti.

kegagalan-failDalam hubungannya dengan dunia entrepreneurship, seseorang pastinya memiliki ketakutannya sendiri-sendiri saat harus memulai menjalankan bisnis barunya. Tidak peduli siapa pun, apakah Anda calon entrepreneur dengan pengalaman nol, entrepreneur yang telah berpengalaman, atau bahkan entrepreneur kawakan sekalipun, ketakutan itu akan selalu hadir. Perbedaannya ialah pada bagaimana seseorang menyikapi ketakutan tersebut dan kematangan pribadi seseorang sangat menentukan kualitas sikap yang ditunjukkan saat harus menaklukkan ketakutan memulai usaha baru tersebut.

Dan satu hal yang perlu kita camkan adalah seseorang yang berani dalam melakukan sesuatu hal tidak berarti ia berani dalam semua hal. Orang lain bisa saja ketakutan dengan satu hal, tetapi Anda tidak. Di sisi lain, orang lain bisa bersikap biasa-biasa saja, sementara Anda sangat ketakutan. Intinya, ketakutan untuk memulai usaha itu lumrah adanya, Anda bukan satu-satunya orang yang mengalaminya. Sikapilah dengan sewajarnya dan cobalah berinteraksi dengan banyak orang yang juga hendak memulai usaha sehingga perasaan ketakutan itu luntur dengan sendirinya. Kadang dengan berkomunikasi dengan orang lain mata kita lebih terbuka untuk melihat kelebihan kita (biasanya ketakutan muncul akibat terlalu berfokus pada kelemahan-kelemahan yang dimiliki) dan mengetahui bahwa ada banyak orang yang memiliki kelemahan lebih banyak dari kita, tetapi toh mereka terus melaju.

Cobalah juga untuk menemukan seseorang yang bisa diajak bicara dan berbagi mengenai ketakutan yang Anda rasakan saat memulai bisnis. Akan lebih baik jika orang tersebut juga memiliki kunci untuk membebaskan Anda dari ketakutan tersebut.

2. Atasi ketakutan secara bertahap

Seperti saat Anda belajar naik sepeda saat masih kecil, Anda tidak harus bisa mengayuh di jalan raya yang ramai langsung saat hari pertama belajar. Lakukan secara bertahap dengan melakukan sedikit kayuhan di sebuah tanah lapang yang sepi, atau dibantu dengan roda agar tidak jatuh, kemudian roda tersebut dilepas dan mulai biasakan mengayuh tanpa roda bantuan.

Tidak perlu memaksakan diri membuat sebuah target menaklukkan ketakutan dalam waktu singkat, tetapi lebih berfokus pada peningkatan keberanian secara perlahan setiap hari.

Tulislah semua hal yang Anda takuti, beberapa jenis ketakutan yang Anda ingin taklukkan, dan buatlah sebuah daftar berisi tiga langkah singkat yang Anda pikir bisa dilakukan untuk mulai menngenyahkan ketakutan tersebut. Pilih satu dan lakukan hari ini juga.

3. Anggap ketakutan sebagai peluang untuk berkembang

Ketakutan selalu membatasi seseorang untuk bisa menikmati kehidupan. Dengan ketakutan seseorang dalam memulai usaha, akan lebih sulit baginya untuk memperbaiki kualitas kehidupannya. Jika Anda mampu melihat apa yang Anda bisa capai setelah menjinakkan ketakutan itu, mungkin Anda bisa melihat sebuah dunia yang patut dipertimbangkan untuk Anda masuki.

Buat sebuah daftar tentang pro dan kontra usaha menangani hal-hal yang Anda takuti:

* Keuntungan potensial apakah yang dapat diperoleh dari pengendalian ketakutan ini?
* Bagaimana kehidupan Anda bisa lebih baik jika Anda sanggup mengendalikannya?
* Hal apa saja yang Anda bisa lakukan dengan bebas tapi belum bisa lakukan sekarang ini karena ketakutan tersebut?
* Apa saja yang harus Anda korbankan untuk mengendalikan ketakutan itu?

Bagi Anda yang ingin memulai berbisnis tetapi masih takut, cobalah memandang ketakutan itu sebagai sebuah peluang untuk tumbuh dan berkembang, bukan hanya dalam hal keuangan, tetapi juga secara pribadi. Untuk menjadi entrepreneur hebat, diperlukan sekali ketangguhan pribadi.

Tulis satu atau dua buah paragraf tentang bagaimana kehidupan Anda akan menjadi berbeda saat Anda mengatasi ketakutan yang telah mengurung Anda sejak lama dan bagaimana kita bisa mengambil risiko dan kemudian menikmati keuntungan potensial yang ada.

4. Hati-hati mengenai bagaimana Anda berpikir tentang ketakutan

Kadang kita sangat takut terhadap apa yang kita bayangkan mengenai hal-hal yang bisa terjadi jika kita meninggalkan zona nyaman kita. Terlalu mudah untuk meyakinkan diri sendiri bahwa alasan Anda untuk takut itu sepenuhnya benar. Seseorang yang bijak mengatakan, “Yang paling penting ialah bagaimana kita berbicara pada diri kita sendiri mengenai apa yang terjadi pada kita, bukan hal apa yang terjadi pada kita.” Kita bisa membayangkan semua jenis hal negatif saat kita merenungkan hal yang kita takuti seperti memulai usaha. Kita takut rugi, kita takut diolok-olok jika tidak kunjung mencetak untung, kita takut berutang banyak dan tidak bisa melunasi pada akhirnya. Namun hal ini tidak akan membuat ketakutan itu menjadi nyata. Sangatlah wajar untuk merasa takut terhadap apa yang belum kita ketahui.

Untuk mengatasinya, kita bisa memilih secara sadar untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik. Caranya? Buat sebuah daftar yang memuat tentang semua kemungkinan terbaik dan terburuk dalam memulai suatu bisnis yang terlintas dalam benak Anda. Setelah selesai, baca dan renungkan. Apakah Anda akhirnya mengerti mengapa sebagian besar ketakutan itu sebetulnya tidak masuk akal dan terlalu dibuat-buat?

5. Kegagalan bukan akhir dari segalanya

Bisa jadi Anda berpikir bahwa langit runtuh begitu bisnis Anda nanti gulung tikar atau merugi. Beberapa kegagalan bisa membahayakan dalam tingkatan tertentu tetapi sering kali kegagalan malah membuat kita lebih kuat, lebih matang dan lebih berpengalaman dari sebelumnya.

Jika Anda memiliki sebuah ide bisnis yang brilian tetapi Anda tidak mencoba mewujudkannya, sama saja Anda memberikan peluang emas itu pada orang lain. Hal ini menimpa Sir Humphrey Davy yang tidak mengembangkan idenya untuk melanjutkan penelitian untuk membuat bohlam listrik di tahun 1802 karena terkendala oleh harga logam platina yang amat mahal saat itu. Beberapa dekade kemudian di tahun 1878, Thomas Edison merealisasikan ide itu menjadi bohlam listrik pertama. Hingga kini kita mengenal Thomas Edison sebagai penemu bohlam, bukan Sir Humphrey Davy meskipun Davy yang memiliki ide itu pertama kali.